Ayah Bunda, sandal jepit sering menjadi pilihan alas kaki karena praktis dan nyaman untuk digunakan dalam berbagai situasi. Banyak orang menyukainya karena hanya membutuhkan waktu sebentar untuk memakai dan melepas, dan memberikan ruang bernapas yang cukup bagi kaki. Sebagai alas kaki favorit banyak orang, sandal jepit sering dipakai saat beraktivitas di sekitar rumah atau saat berlibur ke pantai.
Namun, di balik kenyamanannya, pemakaian alas kaki model ini dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan, terutama jika digunakan dalam jangka waktu lama.
Meskipun sesekali memakai sandal jepit tidak menimbulkan risiko kesehatan yang besar, penggunaan sandal jepit dalam waktu lama tidak dianjurkan. Anda bisa mengeluhkan sakit pada kaki Anda di kemudian hari. Seiring waktu, dapat mengubah cara Anda berjalan dan berkontribusi pada masalah seperti shin splints.
Bahaya yang Ditimbulkan oleh Sandal Jepit
Beberapa risiko kesehatan yang dapat terjadi akibat penggunaan sandal jepit antara lain:
1. Rentan Menyebabkan Luka dan Lecet
Sandal jepit tidak memberikan perlindungan maksimal bagi kaki, sehingga meningkatkan risiko cedera. Bentuknya yang rata membuat kaki harus menjepit tali sandal agar tidak mudah lepas, yang dapat menyebabkan gesekan berulang pada kulit. Akibatnya, kaki bisa mengalami lecet hingga melepuh, terutama jika digunakan dalam waktu lama.
2. Sandal Jepit Bisa Sebabkan Nyeri Kaki
Plantar fascia adalah ligamen yang membentang di sepanjang bagian bawah kaki Anda, yang menghubungkan tumit dengan jari-jari kaki. Ketika plantar fascia robek, hal ini dapat menyebabkan rasa sakit pada tumit yang disebut plantar fasciitis.
Alas kaki model ini dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya plantar fasciitis. Inilah alasannya:
- Karena kaki harus mencengkeram sandal agar tetap melekat, otot di sekitar ibu jari bekerja lebih keras, meningkatkan risiko peradangan pada jaringan ikat di telapak kaki.
- Tanpa adanya penyangga lengkung kaki, kaki Anda akan lebih rata (flat foot). Hal ini juga dapat menyebabkan masalah pada ligamen.
- Ketika Anda melangkah, tanpa disadari tumit Anda menyentuh tanah terlebih dahulu. Tanpa bantalan untuk meredam hentakan, jaringan di sekitar tumit Anda menyerap kekuatan benturan, hal ini akan semakin menekan ligamen.
3. Meningkatkan Risiko Heel Spurs
Plantar fasciitis yang terus berulang dapat berkembang menjadi heel spurs atau taji tumit, yaitu kondisi ketika tulang tumit mengalami pertumbuhan abnormal. Risiko ini lebih tinggi pada orang yang sering memakai sandal jepit dalam waktu lama, terutama di permukaan yang tidak rata, memiliki berat badan berlebih, atau memiliki gangguan cara berjalan.
4. Dapat Memicu Tendinitis
Gerakan jari yang mencengkeram saat menggunakan tapi sandal dapat menyebabkan tendinitis, yaitu peradangan pada tendon yang menghubungkan otot dan tulang. Gejalanya meliputi nyeri, rasa panas, hingga kaku pada kaki.
5. Sindrom Stres Tibialis Medial (Shin splints)
Berjalan dengan sandal jepit membuat otot-otot di bagian depan kaki Anda bekerja lebih keras daripada jika Anda bertelanjang kaki, atau mengenakan alas kaki yang lebih mendukung.
Terlalu sering menggunakan otot-otot ini dapat menyebabkan otot-otot tersebut mengalami robekan kecil dan meradang. Hal ini menyebabkan sindrom stres tibialis medial, yang biasa disebut shin splints.
Kapan Sebaiknya Anda Tidak Memakai Sandal Jepit?
Sandal memang praktis dalam situasi tertentu, tetapi situasi lain membutuhkan sepatu yang lebih kokoh. Anda biasanya ingin menggunakan alas kaki yang lebih mendukung ketika:
1. Berjalan jauh
Alas yang cenderung tipis tidak menawarkan penyerapan goncangan yang signifikan, dan mereka jarang memberikan penyangga lengkungan atau bantalan tumit.
Perhatikan, biasanya setelah berjalan-jalan dengan menggunakan sandal jepit, Anda akan merasakan kaki lebih cepat pegal dan terasa sakit.
2. Berolahraga
Bentuknya yang longgar dan mudah tergelincir juga membuat sandal jepit mudah terlepas setiap kali Anda mencoba menendang bola. Selain itu, juga tidak memberikan daya cengkeram yang baik di tanah. Jika Anda terpeleset, kurangnya struktur pada sepatu dapat membuat pergelangan kaki Anda lebih mudah terpelintir atau terkilir.
Untuk aktivitas seperti berolahraga sebaiknya Anda mengenakan sepatu berujung tertutup agar kaki Anda terlindungi.
3. Mengemudi
Menurut Missouri Highway Patrol, Anda sebaiknya melepaskannya Anda sebelum berada di belakang kemudi. Sandal jepit yang tipis dapat melengkung dan tersangkut di bawah pedal rem, sehingga menyulitkan Anda untuk menghentikan mobil tepat waktu. Atau jika basah, Anda mungkin mendapati kaki Anda tergelincir dan gagal menginjak pedal.
Ketika Anda mengendarai mobil, keterlambatan sedetik pun dapat menyebabkan kecelakaan. Mengenakan alas kaki dengan hak tertutup umumnya merupakan pilihan yang paling aman.
Tips Memilih Sandal Jepit yang Lebih Aman
Agar tetap nyaman tanpa mengorbankan kesehatan kaki, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
- Pilih sandal yang memiliki tali di bagian belakang untuk menjaga stabilitas kaki.
- Pastikan sol sandal memiliki bantalan tebal dan tumit yang cukup dalam untuk meredam tekanan saat berjalan.
- Hindari sandal dengan alas yang terlalu fleksibel atau mudah menekuk ke belakang.
- Ganti secara rutin, terutama jika telapaknya mulai retak atau aus.
Sandal jepit memang nyaman dan praktis, tetapi penggunaannya perlu dibatasi agar tidak menimbulkan masalah kesehatan. Jika mulai mengalami nyeri atau keluhan lain akibat penggunaan sandal jepit, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Sumber: Alodokter dan Healthline
Baca juga: 5 Kebiasaan Pagi yang Bisa Membahayakan Kesehatan