Ayah Bunda, salah satu hal pertama yang umumnya dilakukan saat berjalan kaki adalah meraih headset, memasang musik atau mendengarkan podcast. Namun, di TikTok viral tren baru bernama silent walking yang konon meredakan stress dengan meluangkan waktu berjalan kaki sendirian tanpa menggunakan gawai apapun.
Alih-alih menyetel podcast, musik atau mengajak teman untuk menemani, tren silent walking atau jalan kaki tanpa kebisingan ini adalah tentang beraktivitas fisik tanpa menyertakan gawai atau orang lain untuk mengisi kekosongan. Karena justru ‘kekosongan’ itulah yang menjadi tujuan. Untuk apa ya?
Silent walking merupakan imbas gaya hidup masa kini
Menurut Tracy Richardson dari terapis serendipitywellness.co.uk, kehidupan modern seringkali membuat Anda berada dalam mode fight or flight dan mengaktifkan bagian simpatik dari sistem saraf otonom Anda.
Respon (mode fight or flight) ini seharusnya diperuntukkan bagi situasi kritis di mana Anda harus memilih melarikan diri atau melawan, jika respon ini terus dirangsang padahal Anda tidak dalam situasi kritis maka tubuh dan pikiran menjadi stres.
Selain itu, Holly Hannigan, seorang ahli hipnoterapi dan psikoterapis dari head-health.co.uk. mengatakan bahwa manusia telah berevolusi begitu cepat, baik dalam hal teknologi maupun sebagai masyarakat. Namun kecepatan itu membuat otak semakin sulit memproses rentetan informasi yang diterima setiap hari.
Menurut Holly, manfaat berjalan kaki sambil mendengarkan musik, podcast atau berjalan sambil mengobrol dengan teman memang dibutuhkan, namun tidak selamanya aktivitas tersebut positif.
Bisa jadi saat berjalan bersama teman dan mengobrol, yang diceritakan justru keluh kesah. Sementara itu, musik dapat membangkitkan emosi dan kenangan yang kuat, dan podcast dapat membuat perhatian teralihkan, sehingga menjadi tidak bisa fokus dan berpikir jernih.
Apa manfaat silent walking?
Menurut orang-orang yang mempraktekkan silent walking, aktivitas ini memberi mereka waktu untuk menyendiri dengan pikiran mereka dan membuat mereka merasa lebih tenang dan berpikir lebih jernih. Selain itu, para ahli mengatakan bahwa hal ini juga dapat membantu meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan emosional.
Dampak positif berjalan kaki secara fisik
Dilansir dari siloamhospitals.com, berjalan kaki memiliki dampak positif terhadap kesehatan, antara lain:
- Menjaga Berat Badan Ideal
- Mengontrol Gula Darah
- Bantu Melancarkan Sistem Pencernaan
- Menguatkan Tulang dan Otot Kaki
- Memelihara Kesehatan Sendi
- Meningkatkan Daya Tahan Tubuh
- Menjaga Kesehatan Jantung
Dampak positif berjalan kaki tanpa kebisingan (silent walking) secara mental dan emosional
Curhat dengan teman, mendengarkan musik dan podcast memiliki stimulasi yang berbeda-beda terhadap pikiran Anda. Jika Anda membutuhkan istirahat mental, memberikan waktu untuk diri sendiri berjalan kaki tanpa adanya podcast, musik dan teman bisa menjadi cara yang bagus untuk mengurangi stress.
Berikut beberapa dampak positif silent walking secara psikologis:
1. Berjalan kaki selama satu jam di alam terbukti dapat mengurangi aktivitas otak yang berhubungan dengan stres
Richardson mengatakan bahwa hal ini karena ketika Anda berjalan tanpa gangguan, Anda mengurangi paparan terhadap pemicu stres, seperti kebisingan. Hal ini memungkinkan tubuh kita untuk masuk ke dalam kondisi parasimpatis untuk beristirahat dan memulihkan diri.
2. Berjalan kaki sendirian tanpa distraksi gawai akan membuat Anda lebih memperhatikan sekitar
“Ketika kita menjauh dari layar, kita sering mendapati bahwa kita memperhatikan lebih banyak hal. Berbeda saat kita melihat segala sesuatu dari kejauhan, mata kita melihat dengan lebih rileks, sepenuhnya mengakomodasi cahaya, jarak, dan keindahan lingkungan sekitar kita, bukannya terpaku pada layar yang hanya berjarak beberapa inci,” jelas Holly Hannigan.
Aktivitas silent walking adalah membuat ruang kosong dalam aktivitas jalan kaki sendirian ini.
Ruang yang biasanya dipadati musik, podcast atau keluh kesah dikosongkan dan diganti dengan memperhatikan dimana Anda berada, apa yang ada di sekeliling Anda dan bagaimana perasaan Anda. Hal ini pada akhirnya membuat Anda menghayati dan menghargai sekeliling Anda, baik alam maupun situasi yang sedang Anda alami saat itu.
Cara mendapatkan hasil maksimal dari silent walking
Berikut dua cara mudah untuk mendapatkan hasil maksimal dari silent walking:
1. Kunci untuk mendapatkan manfaat dari silent walking adalah menjadikannya sebagai pengalaman dengan kesadaran penuh.
Jika Anda terbiasa memakai headphone dan menyalakan musik sebelum aktivitas berjalan kaki cobalah untuk meninggalkan kebiasaan tersebut, lakukan dengan penuh kesadaran.
2. Perhatikan apa yang Anda alami saat itu.
Saat Anda berjalan-jalan, cobalah untuk memperhatikan setiap langkah Anda, tanah yang Anda injak. Luangkan waktu sejenak untuk berhenti dan melihat ke langit, kedalaman warna, bentuk awan.
Jika Anda melihat bunga atau daun yang indah, luangkan waktu sejenak untuk menyentuhnya.
Semua hal kecil ini adalah bagian penting dari memperhatikan dengan penuh, memperhatikan detail di sekitar Anda pada saat itu dan menjaga pikiran tetap fokus pada situasi Anda saat itu.
“Ini agar pikiran tidak mengembara ke pekerjaan atau kekhawatiran di masa depan,” jelas Hannigan.
Kapan sebaiknya menerapkan silent walking?
Jadi, apakah berjalan-jalan dalam keheningan bermanfaat seperti yang terlihat?
Hal ini benar-benar tergantung pada apa yang Anda inginkan saat itu. Jika Anda menginginkan stimulasi saat berjalan kaki, podcast yang memukau atau ditemani seorang teman yang baik bisa menjadi pilihan yang tepat.
Namun, jika yang benar-benar Anda butuhkan adalah istirahat dari tekanan hidup sehari-hari dan kesempatan untuk beristirahat, dan mengisi ulang tenaga Anda, silent walking dapat menjadi pilihan.***
Baca juga:
Memahami Psikologi dan Perilaku Lansia
Sakit Kepala? Redakan dengan Pijat di 4 Titik Akupresur Ini
Pingback: Atelofobia: Takut akan Ketidaksempurnaan, Ini Gejala, dan Faktor Pemicunya - Keluarga Pintar Indonesia
Pingback: 7 Cara Mengatasi Atelofobia Penyakit Mental Takut akan Ketidaksempurnaan - Keluarga Pintar Indonesia
Pingback: Teori Roti Gosong: 5 Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Ketidakpastian dalam Hidup - Keluarga Pintar Indonesia