Bunda, kenaikan berat badan pada masa menopause adalah hal yang umum dialami banyak wanita, melansir dari Healthinsider, kenaikan bobot tubuh adalah salah satu hal yang dikhawatirkan oleh banyak wanita ketika ia memasuki masa menopause. Yuk ketahui sebab dab cara mengatasi susah turun berat badan setelah menopause melalui artikel ini.
Dr. Grace Ruth-Williams, seorang dokter di bidang Ginekologi mengatakan perubahan berat badan pada wanita menopause umumnya adalah akibat perubahan hormon, dan secara statistik hal ini dialami dua dari tiga wanita berusia 40-59 tahun serta hampir tiga dari empat wanita berusia 60 tahun ke atas.
Secara umum, wanita pada umumnya mengalami kenaikan bobot tubuh sekitar 1,5 kilogram per tahun mulai usia 40-an hingga awal 60-an. Totalnya mencapai sekitar 30 kilogram selama periode ini.
Namun kenaikan berat badan menjadi hal yang yang mengkhawatirkan ketika seseorang mengalami kenaikan berat badan yang lebih cepat lagi, terkadang bertambah 20 kilogram atau lebih hanya dalam beberapa tahun.
Dampak Perubahan Hormon Selain Kenaikan Berat Badan
Setelah menopause, kadar estrogen yang lebih rendah menyebabkan lemak disimpan di sekitar pinggang, bukan di pinggul dan paha. Untuk wanita pasca menopause, lemak perut dapat mencapai 15 hingga 20% dari total berat badan, sementara hanya pada wanita premenopause 5 hingga 8%.
Selain berpengaruh terhadap kenaikan berat badan, perubahan hormon selama menopause juga terkait dengan penampilan Anda. Sebuah penelitian dari Universitas Erlangen-Nuremberg di Jerman menyelidiki hal ini dengan memperkirakan usia 100 wanita berusia 35 hingga 55 tahun dan menguji kadar hormon mereka.
Mereka menemukan bahwa kadar hormon wanita yang lebih rendah dapat membuat kulit lebih tipis, lebih kering, dan lebih rentan terhadap keriput, serta menyebabkan penipisan dan kerontokan rambut. Hal ini kemudian membuat wanita tersebut terlihat lebih tua dari usia sebenarnya.
Ludwig Wildt, profesor kebidanan dan kandungan yang mengepalai penelitian di universitas tersebut mengatakan, “Ketika kadar estrogen tinggi, umumnya orang lain akan menaksir usianya lebih muda dari usia aslinya. Ketika estrogen rendah, umumnya orang lain akan menyangka usianya lebih tua dari usia aslinya. Dan perbedaannya bisa mencapai 8 tahun. jadi kita akan melihat wanita yang berusia 40 tahun tapi terlihat berusia 48 tahun, dan juga sebaliknya.”
Namun selain kenaikan berat badan dan perubahan penampilan, Dr. Grace Ruth-Williams juga menyebut adanya risiko berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit kardiovaskular, diabetes tipe 2, stroke, osteoartritis, dan bahkan kanker yang disebabkan dari turunnya kadar estrogen.
Bagaimana Cara untuk Mengatasi Kenaikan Bobot Tubuh Saat Menopause?
Wanita biasanya mencoba berbagai metode untuk menjaga dan menurunkan berat badan saat menopause antara lain dengan menghitung kalori, diet, dan pembatasan.Sebagian lainnya pergi ke gym atau melakukan berbagai aktivitas kebugaran.
Semantara hal tersebut dilakukan, biasanya pengaruh turunnya estrogen terhadap kenaikan bobot tubuh terlupakan padahal ini bisa jadi merupakan akar masalah utama. Jika Anda konsultasi ke dokter, dokter dapat melakukan tindakan terapi penggantian hormon/ Hormone Replacement Therapy (HRT) untuk menaikkan kadar estrogen.
Alasan estrogen dapat menurunkan berat badan adalah kemampuan hormon estrogen dalam menurunkan kadar produksi kortisol. Kortisol dikenal sebagai “hormon stres”, sebuah hormon yang dilepaskan sebagai respons terhadap stres, yang berfungsi membantu mengelola stres tersebut.
Namun, kadar kortisol yang terlalu tinggi dapat memperburuk gejala menopause seperti keringat malam hari, hot flashes, perubahan suasana hati, penambahan berat badan, kelelahan, dan insomnia.
Selain itu, kadar kortisol yang tinggi dapat menyebabkan kerontokan rambut dan penuaan kulit termasuk menyebabkan keriput, garis-garis halus, dan bintik-bintik penuaan, sehingga membuat wanita tampak lebih tua dari usia sebenarnya.
Dr. Ruth-Williams mengatakan bahwa peningkatan kortisol mungkin merupakan alasan sebenarnya yang menghalangi penurunan bobot tubuh pascamenopause, ia memaparkan rekomendasi umum untuk menurunkan kortisol antara lain:
- Mengurangi stres
- Mengikuti diet yang seimbang dan sehat
- Berolahraga atau mempertahankan aktivitas fisik
- Dapatkan 8 jam tidur berkualitas baik
Suplemen yang Diklaim Bisa Atasi Kenaikan Berat Badan Saat Menopause
Meskipun melakukan olahraga, diet, tidur cukup,dan mengurangi stres merupakan rekomendasi yang bagus, namun tak selalu mudah untuk mendapatkan hasil sesuai target. Kira-kira suplemen apa yang direkomendasikan Dr. Grace Ruth-Williams untuk membantu wanita dalam menghadapi kenaikan berat badan saat menopause?
Ia mengacu pada sebuah penelitian yang dilakukan di Kanada, yang menunjukkan bahwa satu asupan bernama spermidine dapat menurunkan kadar kortisol sebesar 58% dalam waktu yang cukup singkat yaitu 30 hari.
Spermidine sebetulnya merupakan senyawa alami yang ditemukan dalam tubuh kita dan makanan yang difermentasi. Senyawa ini juga dikenal sebagai agen ‘anti-penuaan’.
Spermidine menginduksi autophagy, sebuah proses yang membantu mendaur ulang dan memperbaiki komponen sel yang rusak, meremajakan tubuh, meningkatkan fungsi metabolisme, dan mengurangi lemak.
Spermidine tidak dapat bekerja sendiri untuk mengeluarkan potensi maksimalnya, diperlukan zinc membantu mengatur metabolisme spermidine terlebih karena zinc juga dapat menstabilkan dan menurunkan kadar kortisol.
Dr. Grace Ruth-Williams juga menambahkan, kombinasi spermidine + zinc jauh lebih efektif untuk menurunkan berat badan saat menopause dibandingkan dengan hormone replacement.***
Baca juga: Menurunkan Berat Badan 22 Kg? Ini 10 Tips untuk Memulai
Pingback: 5 Diet Terbaik untuk Wanita Usia di Atas 50 Tahun - Keluarga Pintar Indonesia