Apakah Anda merasa sulit untuk menghargai diri sendiri, meskipun telah banyak mencapai sesuatu dalam hidup? Atau merasa cepat meragukan nilai dirinya? Sering kali, jawabannya kembali ke masa kanak-kanak. Tumbuh tanpa cinta, dukungan, atau rasa aman yang dibutuhkan bisa berdampak negatif terhadap harga diri.
Artikel ini membahas bagaimana trauma masa kecil dapat membentuk cara seseorang memandang dirinya sendiri, mengapa pengalaman awal begitu berpengaruh, dan apa yang bisa dilakukan untuk membangun kembali harga diri yang sehat.
Apa Itu Harga Diri?
Harga diri atau self-worth adalah keyakinan bahwa seseorang memiliki nilai dan layak untuk dicintai serta diterima. Mereka yang memiliki harga diri tinggi tidak merasa perlu terus-menerus membuktikan diri atau mencari persetujuan orang lain. Mereka merasa percaya diri dengan siapa diri mereka sebenarnya dan tahu bahwa mereka tetap berharga meskipun tidak disukai atau dimarahi oleh orang lain. Mereka menerima diri sendiri dan tidak menuntut kesempurnaan, sehingga tidak terlalu keras mengkritik diri.
Perlu diingat bahwa harga diri bukanlah kesombongan. Ini bukan berarti merasa lebih baik dari orang lain. Ini sekadar keyakinan bahwa seseorang memiliki nilai sebagaimana adanya.
Contoh Wujud Harga Diri Antara Lain:
- Menyadari bahwa diri sendiri membutuhkan dan layak mendapat perawatan diri, lalu memprioritaskannya
- Merasa percaya diri dengan siapa dirinya
- Hidup dengan jujur sesuai nilai pribadi, meski mungkin ada orang lain yang tidak setuju
- Berani meminta apa yang dibutuhkan atau diinginkan
- Menerima diri sendiri dan mengetahui bahwa kekurangan tidak menghapus nilai diri
- Menerima pujian, cinta, dan apresiasi dari orang lain
- Bersikap penuh kasih terhadap diri sendiri saat melakukan kesalahan
- Menetapkan batasan dan menjaga jarak dari orang yang memperlakukan dengan buruk
- Memberi diri waktu untuk beristirahat karena tahu bahwa nilai diri tidak harus dibuktikan
Penyebab Trauma Masa Kecil yang Mengikis Harga Diri
Karena harga diri terbentuk sejak masa kanak-kanak, maka cara orang tua atau pengasuh memperlakukan anak menjadi fondasi awal bagi harga diri. Jika anak tumbuh dengan orang tua yang penuh perhatian dan menghibur, ia cenderung belajar bahwa dirinya berarti. Namun, jika orang tua bersikap tidak hadir, tidak konsisten, atau bahkan kasar, anak bisa tumbuh dengan keyakinan bahwa kebutuhannya tidak penting dan bahwa dirinya tidak pantas dicintai.
1. Kekerasan Terhadap Anak
Tak hanya kekerasan fisik, kekerasan verbal selama masa kecil juga bisa sangat merusak harga diri. Ketika seseorang terus-menerus disebut “nakal”, “merepotkan”, “bodoh”, “jelek”, atau “rusak”, mereka akan tumbuh dengan keyakinan bahwa mereka pantas menerima perlakuan buruk tersebut
Ia cenderung akan mempercayai hal itu sebagai fakta, bukan sebagai bentuk pelecehan. Ucapan menyakitkan dari masa kecil sering berubah menjadi suara batin yang mengkritik diri sendiri.
Ketika ini terjadi, anak biasanya menyalahkan diri sendiri. Di benak anak, menyalahkan orang tua terasa tidak mungkin, karena orang tua adalah dunia mereka. Maka, anak akan menaruh kesalahan itu pada dirinya, berusaha keras menyenangkan orang tua, mencari cinta serta pengakuan mereka.
Dampaknya, ia bergantung pada perlakuan orang lain. Jika diperlakukan dengan buruk, seseorang mungkin melihatnya sebagai bukti bahwa dirinya tidak layak dicintai, tidak pantas dihargai, dan tidak punya nilai. Padahal, kekerasan dan penelantaran bukanlah kesalahan anak, melainkan kegagalan orang dewasa.
2. Orang Tua dengan Harga Diri yang Rendah
Selain itu, jika orang tua juga memiliki harga diri yang rendah, mereka tidak dapat mengajarkan anak untuk mencintai dan menghargai diri sendiri. Mereka justru bisa menanamkan rasa malu, mendorong perfeksionisme, dan menggunakan hukuman keras untuk mengendalikan anak.
Cara Meningkatkan Self-Worth
Menghargai diri dan membangunnya membutuhkan proses dan tindakan nyata. Seseorang tidak bisa menunggu sampai merasa “pantas” baru mulai merawat diri atau menetapkan batasan. Justru, tindakan seperti merawat diri dan membatasi perlakuan buruk dari orang lain adalah langkah penting untuk mulai membangun harga diri. Meski sulit, berikut beberapa langkah yang dapat diterapkan:
1. Latih penerimaan diri
Seseorang tidak harus sempurna untuk menjadi layak. Setiap orang memiliki kekurangan dan tetap bernilai sebagaimana adanya.
2. Sadari bahwa harga diri bukan gol mutlak yang harus ditunjukkan
Tidak perlu membuktikan nilai diri kepada siapa pun, termasuk diri sendiri. Harga diri tidak ditentukan oleh prestasi atau status. Setiap orang berhak dihargai dan dicintai—termasuk diri sendiri.
3. Prioritaskan perawatan diri
Merawat diri bukan hanya penting untuk kesehatan, tapi juga cara menunjukkan bahwa diri sendiri berharga. Setiap tindakan seperti berolahraga, mengatur waktu layar, atau beristirahat adalah pesan kuat: “Saya pantas untuk dijaga.”
4. Berani meminta apa yang dibutuhkan
Mengenali dan menerima kebutuhan pribadi adalah langkah penting. Mintalah bantuan tanpa rasa malu, sungkan atau merasa tidak pantas untuk itu.
5. Tetapkan batasan
Batasan menunjukkan bagaimana seseorang ingin diperlakukan. Ini melindungi dari perlakuan buruk dan mencerminkan penghargaan terhadap diri sendiri. Mulailah dari hal kecil, lalu lanjutkan ke batasan yang lebih besar.
6. Ucapkan hal-hal positif pada diri sendiri
Perhatikan cara berbicara kepada diri sendiri dan niatkan untuk bersikap sebaik kepada diri sendiri seperti kepada orang lain. Jika terbiasa mengkritik diri, cobalah perlahan mengganti dengan kata-kata penuh kasih.
7. Terima pujian dan apresiasi tanpa menggantungkan diri padanya
Jangan langsung menolak pujian yang diterima karena merasa tidak layak. Ada orang lain yang dengan tulus mengatakan hal baik, meskipun penting juga untuk tidak sepenuhnya menggantungkan harga diri pada penilaian orang lain.
Membangun kembali harga diri setelah mengalami trauma masa kecil memang tidak mudah. Namun hal ini sangat mungkin dilakukan. Dengan memahami asal-muasal luka batin, memperlakukan diri dengan sabar, dan membiasakan cara berpikir serta hidup yang lebih sehat, siapa pun bisa menciptakan rasa diri yang lebih kuat dan positif.***
Sumber: How Childhood Trauma Damages Self-Worth and How to Heal It
Baca juga: 7 Ucapan Ini Bisa Jadi Sinyal Anak Dewasa Anda Sedang Terluka