Ayah Bunda, liburan adalah momen berharga yang membawa kebahagiaan, relaksasi, dan kenangan manis. Selain memberikan jeda dari rutinitas harian, liburan juga terbukti memperbaiki kesehatan mental dan meningkatkan energi. Namun, kembali ke realitas sehari-hari seringkali memicu stres yang dapat memengaruhi produktivitas dan suasana hati. Inilah yang disebut sebagai post-vacation blues atau stres pasca-liburan.
Namun, banyak dari kita sering lupa untuk membuat rencana pasca-liburan, padahal ini penting untuk membantu kita bertransisi secara perlahan kembali ke rutinitas dan ritme kerja sebelumnya. Rencana tersebut bahkan dapat membantu kita secara berkelanjutan mengurangi tekanan dan kesibukan di dunia kerja. Meski sebagian besar energi dan perhatian tercurah pada keseruan liburan itu sendiri, secara tidak sadar kita tentu berharap manfaat liburan tetap terasa saat kembali ke aktivitas rutin sehari-hari.
Efek Fase Pasca-Liburan
Liburan bukan hanya memberikan momen relaksasi, tetapi juga membawa manfaat nyata yang didukung oleh penelitian ilmiah.
Manfaat psikologis dari liburan dapat kita rasakan bahkan sebelum perjalanan dimulai. Merencanakan liburan, melihat foto destinasi impian, dan berbagi cerita tentang rencana perjalanan dengan orang lain meningkatkan antisipasi yang menyenangkan dan membangkitkan semangat.
Saat liburan berlangsung, berbagai penelitian menunjukkan bahwa kepuasan hidup meningkat, rasa kesejahteraan membaik, kelelahan berkurang, dan kesehatan mental pun lebih stabil. Sebuah studi yang melibatkan 221 karyawan universitas di Jerman menemukan bahwa keluhan kesehatan dan rasa lelah menurun, baik satu minggu sebelum liburan maupun segera setelahnya.
Namun, kekuatan sesungguhnya dari liburan bagi mereka yang sibuk dan rentan terhadap stres adalah kemampuan liburan untuk memberikan kelegaan yang bertahan setelah perjalanan usai. Inilah momen penting di mana kita perlu bersikap proaktif dan menjaga keseimbangan.
Peneliti menyebut fase pasca-liburan ini sebagai “periode memudar”, ketika dampak positif perlahan merosot. Efek menyegarkan dari liburan dapat bertahan antara tiga hari hingga empat minggu setelahnya. Sayangnya, selama periode ini, tingkat stres berpotensi meningkat, bahkan bisa lebih tinggi dibanding sebelum liburan dimulai. Meskipun kenangan manis bisa bertahan selamanya, perasaan lega dan tenang yang menyertai liburan kerap terasa cepat memudar.
Cara Memperpanjang Manfaat Liburan
Memaksimalkan manfaat kesehatan dari liburan terdengar menarik bukan, itulah alasan mengapa membuat rencana pasca-liburan adalah langkah yang wajib dilakukan. Jika liburan bisa diibaratkan sebagai pahlawan super bagi kesehatan kita, maka musuh bebuyutannya adalah stres.
Stres yang berkepanjangan atau kronis dapat menyebabkan amigdala di otak kita menjadi terlalu aktif. Amigdala bertugas memindai lingkungan untuk mendeteksi tanda-tanda bahaya yang dapat memicu respons stres.
Sayangnya, meski otak kita adalah organ yang luar biasa, ia tidak selalu cerdas dalam membedakan jenis ancaman. Akibatnya, tekanan kerja, masalah rumah tangga, atau bahkan ancaman nyata seperti singa yang mengejar Anda diperlakukan dengan cara yang hampir sama. Ketika amigdala terlalu aktif, respons stres akan muncul lebih cepat, dan inilah yang mempercepat lenyapnya manfaat liburan.
Fenomena ini mirip dengan prinsip dalam metode High-Intensity Interval Training (HIIT). HIIT memadukan periode latihan intensif dengan jeda istirahat singkat, sehingga detak jantung Anda tidak pernah benar-benar kembali normal. Sebagai hasilnya, setiap periode aktivitas berikutnya menaikkan detak jantung lebih tinggi dan meningkatkan pembakaran lemak.
Namun, jika kita menerapkan pola serupa dalam kehidupan kerja—periode aktivitas panjang diselingi istirahat singkat—hasilnya adalah kelelahan, bukan manfaat. Kelelahan ini bahkan dapat menghapus seluruh efek positif dari liburan.
Jadi, bagaimana kita bisa membalikkan keadaan agar manfaat liburan bertahan lebih lama dibandingkan beban kerja? Ada beberapa strategi yang dapat kita terapkan saat liburan—antara lain memperhatikan kualitas istirahat, dan mengedepankan kebebasan menentukan aktivitas untuk sementara waktu.
Namun, ada pula langkah-langkah yang bisa direncanakan setelah liburan untuk menjaga rasa segar dan rileks bertahan lebih lama.
Rencana Pasca-Liburan: Cara Efektif Mempertahankan Energi dan Semangat
1. Kelola Jadwal Seperti Seorang Profesional
Salah satu cara paling efektif untuk menjaga manfaat liburan adalah dengan mengelola jadwal kerja secara proaktif. Stres akibat beban kerja yang menumpuk bisa menghapus dampak positif liburan Anda. Solusi yang tepat adalah menetapkan jadwal dan mencatatnya di kalender. Ini memberi Anda kendali penuh atas waktu, memungkinkan Anda menentukan prioritas.
Langkah-langkah berikut akan membantu Anda memanfaatkan metode ini dengan maksimal:
- Tetapkan jadwal dan mencatatnya di kalender segera setelah liburan dijadwalkan. Kalender kantor bisa cepat penuh akibat pekerjaan yang menumpuk, jadi melakukan penjadwalan lebih awal meningkatkan peluang sukses.
- Sisihkan waktu 2–4 hari setelah kembali dari liburan. Ini bukan berarti Anda libur lagi, tetapi memberi ruang untuk mengatur ritme kerja dengan perlahan. Anda bisa mulai dari tugas-tugas ringan sebelum menangani pekerjaan berat.
- Jadwalkan pertemuan yang membawa semangat positif pada minggu pertama. Cobalah menyusun agenda yang memotivasi, meski ini bisa bergantung pada jenis pekerjaan Anda. Fokuskan energi pada aktivitas yang menyenangkan sambil menunda yang menekan.
- Ambil waktu istirahat makan siang setiap hari selama dua minggu pertama. Alokasikan 30 menit hingga satu jam untuk benar-benar beristirahat, menjaga keseimbangan energi sepanjang hari.
2. Rencanakan Kegiatan Rekreasi Pasca-Liburan
Ada kecenderungan untuk menghindari aktivitas rekreasi segera setelah liburan, berpikir bahwa kita sudah cukup bersantai. Perasaan ini sebenarnya lebih terkait dengan rasa bersalah daripada fakta ilmiah. Justru, penelitian menunjukkan bahwa merencanakan kegiatan santai tambahan setelah liburan bisa memperpanjang efek positifnya.
Cobalah menjadwalkan aktivitas menyenangkan seperti hari santai di kolam renang bersama teman atau kunjungan ke museum favorit dalam satu atau dua hari setelah kembali, atau ambil sesi sauna setelah pulang kerja, ini cara sederhana yang sangat efektif untuk menjaga relaksasi.
3. Antisipasi dan Kurangi Stres di Rumah
Stres rumah tangga, sama seperti stres kerja, bisa merusak manfaat liburan. Kunci untuk mengatasi ini adalah dengan mengantisipasi dan merencanakan sebelumnya:
- Pastikan kulkas penuh saat pulang. Gunakan layanan belanja daring untuk mengisi keranjang sebelum berangkat dan jadwalkan pengiriman pada hari kepulangan.
- Atur pembayaran tagihan lebih awal. Jadwalkan pembayaran otomatis untuk menghindari tekanan tambahan.
- Koordinasikan transportasi anak-anak lebih dulu. Buat pengaturan carpool atau transportasi alternatif untuk kegiatan pasca-liburan mereka.
Dengan antisipasi sederhana ini, Anda dapat memperpanjang kesegaran pikiran dan hati saat liburan dan menjalani rutinitas dengan lebih tenang dan lancar.
Langkah-langkah yang cukup mudah, bukan? Saat Anda menikmati liburan berikutnya, ingatlah untuk memberikan perhatian yang sama besar untuk merencanakan segala sesuatu untuk pasca-liburan. Dengan strategi yang tepat, Anda dapat memperpanjang manfaat liburan, menjaga kesehatan mental, dan menikmati ritme kerja yang lebih seimbang.***
Sumber: Berkeley.edu
Baca juga: Mendekati Liburan Ayah Bunda Justru Stres? Ini 7 Tips Praktis Hadapi Stres Liburan
Pingback: Burnout? Ini 5 Cara Efektif Mengelola Stres - Keluarga Pintar Indonesia