Ayah Bunda, ketika pasangan Anda terasa merusak istirahat malam Anda, misalnya dengan mendengkur, menendang, membolak-balikkan badan, atau memonopoli selimut, Anda mungkin bertanya-tanya apakah Anda dan pasangan akan lebih baik pisah tidur alias sleep divorce?
Sebuah survei pada tahun 2023 oleh American Academy of Sleep Medicine menemukan bahwa sepertiga dari responden melaporkan bahwa mereka sesekali atau secara teratur tidur di kamar yang terpisah untuk mengakomodasi kebutuhan tidur mereka. Perlu diingat bahwa pengaturan ini memiliki risiko. “Hubungan Anda mungkin akan terganggu, terutama jika salah satu dari Anda tidak ingin tidur terpisah atau tidak menyukai lingkungan tidur yang baru,” kata Dr. Stephanie Collier, seorang psikiater di Rumah Sakit McLean yang berafiliasi dengan Harvard.
Melansir dari health.harvard.edu, terdapat hal-hal yang harus Anda dan pasangan pahami jika ingin mempertimbangkan untuk melakukan ‘sleep divorce’, yaitu:
1. Bicarakan dari hati ke hati sejak awal
Diskusikan perilaku tidur pasangan Anda yang mengganggu dengan penuh kasih sayang, dan bicarakan tentang masalah yang ditimbulkan bagi Anda berdua.
“Percakapan ini bisa jadi memalukan. Hal ini mengharuskan Anda untuk menjadi rentan, dan banyak topik sensitif yang mungkin muncul di luar perilaku tidur,” kata Dr. Stephanie
“Jika sulit untuk mengkomunikasikannya, pertimbangkan sesi konseling pasangan dengan pihak ketiga yang objektif untuk memandu Anda.” lanjutnya.
2. Berkompromi
Sebelum memilih opsi tidur terpisah, berkompromilah terlebih dulu. “Misalnya, jika dengkuran pasangan membangunkan Anda, cobalah memakai penyumbat telinga, atau kenakan earbuds atau dengarkan podcast saat Anda tertidur,” saran Dr. Stephanie.
Jika mendengkur adalah masalah, pasangan Anda dapat mencoba tidur miring dan menemui dokter untuk mencari tahu apa yang menyebabkan dengkuran. Dr. Stephanie merekomendasikan untuk pergi bersama ke dokter sehingga Anda dan pasangan dapat mengetahui kondisi dan perawatan yang mungkin mendasari, seperti tekanan saluran napas positif terus menerus (CPAP) untuk sleep apnea.
“Solusi lain adalah tidur secara terpisah di kamar yang sama. Mungkin Anda masing-masing mendapatkan tempat tidur. Hal ini sangat membantu ketika salah satu dari Anda sering terbangun untuk buang air kecil atau mengalami gerakan kedutan yang tidak disengaja di kaki saat tidur. Ide lainnya adalah tidur siang di tempat yang sama di siang hari tapi tidur terpisah di malam hari.”
Jika memutuskan tidur terpisah
Jika Anda memutuskan untuk mencoba tidur terpisah, pertimbangkan untuk mengikuti panduan berikut.
1. Buatlah kedua ruang tidur menjadi nyaman
“Anda berdua tidak boleh tidur di sofa,” kata Dr Collier. “Anda berdua membutuhkan kasur yang bagus dan lingkungan tidur yang nyaman yang sejuk, gelap, dan mengundang. Pastikan kedua belah pihak merasa senang.”
2. Jadwalkan keintiman
Berbagi tempat tidur dapat meningkatkan hubungan pribadi, aktivitas intim, dan perasaan nyaman dan aman. Untuk mendapatkan keintiman yang sama saat Anda tidur terpisah, Dr. Stephanie mengatakan, Anda harus melakukan upaya bersama.
Misalnya, jika malam hari adalah saat Anda berhubungan, berpelukan, atau berbagi detail yang berarti tentang hari Anda, jadwalkan hal tersebut sebelum tidur terpisah, dan kemudian pindah ke kamar lainnya. Atau sisihkan waktu untuk kedekatan di siang hari dan jadikan itu sebagai prioritas.
3. Ciptakan rutinitas malam hari
Mungkin sulit untuk tidur sendirian setelah bertahun-tahun bersama, terutama jika Anda memiliki kecemasan atau stres.
“Anda harus mengembangkan rutinitas sebelum tidur Anda sendiri, yang membuat Anda merasa rileks dan mengantuk, seperti membaca sebentar lalu mematikan lampu dan mendengarkan mesin suara di samping tempat tidur. Jika Anda merindukan kenyamanan dan keamanan dari pasangan Anda, tidur dengan bantal tubuh atau selimut berbobot dapat membantu,” kata Dr. Stephanie
“Atau, bicaralah dengan pasangan Anda melalui telepon atau panggilan video saat Anda akan tidur. Dengan begitu Anda masih bisa bersama.” tuturnya.
4. Kaji ulang sleep divorce secara teratur
Saling mengecek satu sama lain setiap hari adalah hal yang penting, ini untuk melihat apa yang berhasil dan apa yang tidak. “Tidaklah cukup baik jika hanya bermanfaat untuk satu orang saja,” kata Dr. Stephanie
“Catatlah, karena hubungan Anda dan pasangan dipertaruhkan, begitu pula kesehatan dan kesejahteraan. Tidur terpisah dapat bermanfaat jika kedua belah pihak senang dengan pengaturan tersebut, kedua belah pihak tidur nyenyak, dan hubungan Anda dengan pasangan tetap terjaga.”***
Sumber: health.harvard.edu
Baca juga: 5 Kalimat Efektif untuk Orang Tua Pada Masa Sulit Mengasuh Anak