You are currently viewing Kenali Autisme untuk Dukung World Autism Awareness Day

Kenali Autisme untuk Dukung World Autism Awareness Day

Ayah Bunda, Bulan April diperingati sebagai bulan kesadaran autisme, dan tanggal 2 April diperingati sebagai Hari Peduli Autisme Sedunia atau World Autism Awareness Day.

Sejak ditetapkan oleh Majelis Umum PBB pada 2007, peringatan tahunan ini telah berkembang menjadi sebuah gerakan global, yang menyatukan individu, organisasi, dan pembuat kebijakan dalam komitmen bersama untuk mendukung orang-orang yang hidup dengan autisme.

Untuk mendukung gerakan tersebut, yuk kenali autisme dan serba-serbinya.

Apa itu Gangguan Spektrum Autisme? 

Autisme adalah gangguan perkembangan saraf yang memengaruhi perilaku, kemampuan komunikasi, dan interaksi sosial seseorang. 

Gangguan ini juga dikenal sebagai gangguan spektrum autisme (GSA) atau disebut juga Autism spectrum disorder (ASD), karena merupakan gangguan yang kompleks dan beragam yang dapat memengaruhi individu secara berbeda dan pada tingkat yang berbeda-beda. 

Gangguan ini diakui sebagai salah satu gangguan yang diakui dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental atau disebut juga Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5). 

Autisme dapat terjadi pada anak-anak dan orang dewasa, meskipun dengan serangkaian gejala yang berbeda yang mengharuskan diagnosis dan perawatan yang berbeda. 

Beberapa individu dengan GSA mungkin memiliki gejala yang relatif ringan dan dapat hidup secara mandiri, sementara yang lain mungkin memiliki gejala yang lebih parah dan membutuhkan dukungan dan bantuan yang signifikan sepanjang hidup mereka. 

Kompleksitas dan variabilitas ini dapat menyulitkan dalam menangani dampak jangka panjang autisme.

Contoh Kasus:

James, seorang anak laki-laki berusia 10 tahun, telah mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, termasuk kesulitan untuk memahami pesan orang lain dan isyarat sosial selama 6 bulan terakhir. 

Ia juga menjadi hipersensitif terhadap suara, cahaya, sentuhan, dan sensasi eksternal lainnya, serta menunjukkan ledakan emosi yang kuat ketika menghadapi situasi yang serupa dengan ini. 

Orang tuanya menyadari bahwa James tidak berkomunikasi dengan cara yang biasa, menghindari kontak mata, tidak menanggapi sapaan, dan kurang tertarik pada interaksi sosial. 

James juga menunjukkan minat yang kaku, terus bermain dengan benda yang sama meskipun benda tersebut rusak, dan suka mengenakan warna yang sama setiap hari meskipun bajunya tidak bersih. Ia juga kesulitan beradaptasi di sekolah, tidak dapat mengikuti instruksi dan berteman dengan teman sekelasnya. 

Analisis Kasus Berdasarkan kasus ini, dapat diamati bahwa James mengalami kesulitan yang signifikan dalam komunikasi timbal balik dan interaksi timbal balik, menunjukkan minat yang kaku dan terbatas, kepekaan yang tinggi terhadap rangsangan tertentu, tantangan dalam memahami emosi, dan perilaku non verbal, dan kesulitan dalam membangun hubungan sosial. 

Semua perilaku ini menunjukkan bahwa James memiliki tanda-tanda signifikan Gangguan Spektrum Autisme.

Gejala Gangguan Spektrum Autisme

Gejala-gejala autisme pada orang dewasa dan anak-anak berbeda. Namun, gejala-gejala tertentu merupakan inti dari gangguan ini, seperti: 

  1. Kesulitan dengan interaksi sosial dan komunikasi, seperti kesulitan dengan kontak mata, ekspresi wajah, dan bahasa tubuh. 
  2. Perilaku atau minat yang berulang-ulang, seperti berbaris mainan, mengulangi kata-kata atau frasa, atau memiliki keterikatan yang kuat pada benda-benda tertentu.
  3. Kesulitan dengan perubahan rutinitas atau lingkungan.
  4. Kepekaan sensorik, seperti terlalu sensitif atau kurang sensitif terhadap suara, tekstur, atau bau tertentu.
  5. Kesulitan dengan keterampilan motorik, seperti penundaan merangkak, berjalan, atau berlari.

Jenis-jenis Gangguan Spektrum Autisme

Berbagai jenis gangguan spektrum autisme diklasifikasikan berdasarkan gejala dan karakteristiknya. Ini termasuk:

1. Gangguan autistik (Autisme klasik): Ini adalah bentuk gangguan autistik yang paling terkenal dan parah. Ini ditandai dengan gangguan signifikan dalam komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku, serta adanya perilaku stereotip atau berulang. 

2. Sindrom Asperger (AS): Ini adalah bentuk gangguan autistik yang paling terkenal dan parah. Ini ditandai dengan gangguan signifikan dalam komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku, serta adanya perilaku stereotip atau berulang. Namun, orang dengan AS dikatakan memiliki “autisme yang berfungsi tinggi”, karena itu mereka tidak memiliki gangguan bahasa atau kognitif yang parah yang menjadi ciri orang dengan autisme.

3. Gangguan perkembangan pervasif – Non Spesifik (Pervasive developmental disorder – not otherwise specified): Jenis gangguan autistik ini digunakan untuk menggambarkan individu yang memiliki gangguan signifikan dalam interaksi sosial dan komunikasi, tetapi tidak memenuhi kriteria penuh untuk autisme klasik atau sindrom Asperger. 

4. Sindrom Rett : Ini adalah kelainan genetik langka yang memengaruhi perempuan. Hal ini ditandai dengan hilangnya keterampilan kognitif dan sosial, serta adanya gerakan tangan yang stereotip. 

5. Gangguan disintegratif masa kanak-kanak (Childhood disintegrative disorder) : Ini adalah jenis gangguan autistik yang jarang terjadi di mana anak-anak tampak berkembang secara normal selama beberapa tahun pertama kehidupan, tetapi kemudian mengalami kehilangan keterampilan dan kemampuan yang signifikan di berbagai bidang, termasuk interaksi sosial, komunikasi, dan perilaku.

Autisme dan Kesehatan Mental 

Autisme dan kesehatan mental memiliki keterkaitan erat, satu hal sering kali memengaruhi yang lain. 

Individu dengan gangguan spektrum autisme (GSA) dapat mengalami berbagai tantangan kesehatan mental, termasuk kecemasan, depresi, dan ADHD. 

Sebaliknya, gejala dan gangguan yang terkait dengan gangguan autistik juga dapat memengaruhi kesehatan mental dan kesejahteraan. 

Gejala dan gangguan yang terkait dengan GSA juga dapat memengaruhi kesehatan dan kesejahteraan mental, termasuk isolasi sosial, kelebihan sensorik, kesulitan dengan regulasi emosi, dan kesulitan dengan transisi. Individu dengan GSA memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkan kondisi kesehatan mental yang terjadi bersamaan daripada populasi umum.

Gangguan kesehatan mental ini meliputi: 

  1. Kecemasan 
  2. Depresi 
  3. Gangguan Hiperaktif Defisit Perhatian (ADHD)
  4. Gangguan Obsesif-Kompulsif (OCD) 
  5. Gangguan makan 
  6. Gangguan tidur

Apa yang Menyebabkan Autisme? 

Penelitian mengaitkan penyebab umum autisme dengan faktor-faktor berikut ini: 

1. Genetika 

Autisme diyakini memiliki komponen genetik yang kuat, dengan penelitian yang menunjukkan bahwa kondisi tersebut dapat diwarisi dari anggota keluarga yang memiliki kondisi serupa. Perubahan ekspresi gen juga dapat menjadi faktor risiko yang menonjol untuk GSA. 

2. Perkembangan otak 

Autisme dapat dikaitkan dengan perbedaan atau gangguan dalam perkembangan otak, khususnya di bidang komunikasi, interaksi sosial, dan pemrosesan sensorik (seperti amigdala dan insula). 

3. Faktor lingkungan 

Faktor lingkungan tertentu, seperti paparan racun selama kehamilan atau komplikasi selama persalinan, dapat meningkatkan risiko pengembangan gangguan spektrum autisme. Secara khusus, faktor prenatal dan perinatal (seperti stres ibu dan kecanduan zat atau komplikasi selama persalinan) merupakan faktor risiko utama dalam perkembangannya. 

4. Kondisi Neurologis

Individu dengan autisme mungkin memiliki perbedaan neurologis (terkait dengan volume dan simetri otak) dalam cara otak mereka memproses informasi dapat memengaruhi keterampilan sosial dan komunikasi mereka.

5. Kondisi medis lainnya 

telah dikaitkan dengan kondisi medis lainnya, seperti epilepsi, gangguan pencernaan, dan gangguan sistem kekebalan tubuh. 

Meskipun kondisi-kondisi ini bukan penyebab langsung, mereka dapat berkontribusi pada perkembangan atau tingkat keparahan gejala.

Bagaimana Autisme Didiagnosis? 

Diagnosis dan intervensi dini sangat penting untuk meningkatkan hasil pengobatan bagi individu dengan GSA. 

Diagnosis gangguan spektrum autisme melibatkan evaluasi komprehensif oleh seorang profesional perawatan kesehatan yang berspesialisasi dalam perawatan autisme. Ini termasuk skrining untuk keterlambatan perkembangan, evaluasi keterampilan komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku. 

Kriteria diagnostik untuk GSA diuraikan dalam DSM-5 dan seorang individu harus memenuhi kriteria khusus yang terkait dengan komunikasi dan interaksi sosial dan pola perilaku yang terbatas dan berulang. 

Ada juga berbagai alat diagnostik yang tersedia untuk GSA, termasuk Autism Diagnostic Interview-Revised (ADI-R), Autism Diagnostic Observation Schedule (ADOS), dan Childhood Autism Rating Scale (CARS). Alat-alat ini dapat membantu memberikan penilaian yang lebih terstandarisasi dan objektif terhadap gejala dan perilaku individu dan dapat membantu dalam membuat diagnosis gangguan spektrum autisme yang akurat.

Perawatan Autisme

Metode penanganan autisme biasanya melibatkan kombinasi terapi dan intervensi yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik individu. Ini termasuk: 

1. Terapi perilaku 

Terapi perilaku, seperti Analisis Perilaku Terapan (ABA), dapat membantu individu dengan GSA meningkatkan komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku mereka. 

2. Terapi wicara dan bahasa

 Terapi wicara dan bahasa dapat membantu individu dengan GSA meningkatkan keterampilan komunikasi dan kemampuan mereka untuk mengekspresikan diri. 

3. Terapi okupasi 

Terapi okupasi dapat membantu individu dengan GSA mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk kehidupan sehari-hari, seperti berpakaian, makan, dan perawatan. 

4. Terapi integrasi sensorik 

Terapi integrasi sensorik dapat membantu individu dengan GSA meningkatkan kemampuan mereka untuk memproses dan merespons input sensorik. 

5. Obat-obatan 

Obat-obatan dapat digunakan untuk mengobati kondisi yang terjadi bersamaan, seperti kecemasan atau ADHD, yang sering menyertai GSA.

Mengatasi Gejala Autisme Saat Dewasa 

Pertimbangkan kiat-kiat berikut ini untuk mengatasi gangguan spektrum autisme: 

  1. Carilah diagnosis dan perawatan profesional untuk mengatasi gejala gangguan spektrum autisme. 
  2. Edukasi diri Anda sendiri mengenai gangguan spektrum autisme melalui sumber-sumber yang memiliki reputasi baik. 
  3. Bangun jaringan dukungan keluarga, teman, dan profesional perawatan kesehatan. 
  4. Pertimbangkan untuk mengembangkan strategi penanganan dan keterampilan sosial. 
  5. Tetapkan rutinitas harian untuk stabilitas dan prediktabilitas. 
  6. Hindari pemicu yang dapat memperburuk gejala. 
  7. Berlatihlah teknik perawatan diri untuk mengelola stres dan meningkatkan kesejahteraan. 
  8. Identifikasi dan manfaatkan kekuatan dan minat Anda. 
  9. Terhubung dengan kelompok pendukung atau komunitas online. 
  10. Mengadvokasi kebutuhan Anda dan meningkatkan kesadaran akan gangguan spektrum autisme.

Strategi Penanganan untuk Pengasuh Anak dengan Autisme 

Pertimbangkan kiat-kiat berikut untuk mengembangkan strategi penanganan yang sehat sebagai pengasuh yang menangani GSA pada anak-anak: 

  1. Mendidik diri sendiri dan meneliti autisme untuk lebih memahami kondisi anak-anak dan mengidentifikasi strategi penanganan yang efektif. 
  2. Bekerja sama dengan terapis untuk mengembangkan strategi perilaku yang dapat membantu mengelola perilaku yang sulit dan mendorong interaksi yang positif. 
  3. Manfaatkan terapi keluarga untuk memperbaiki hubungan antara anak yang terkena dampak dan anggota keluarganya. 
  4. Gunakan komunikasi yang jelas dan langsung – memecah tugas menjadi langkah-langkah yang dapat dikelola dan menggunakan alat bantu visual untuk mendukung pemahaman. 
  5. Berikan kesempatan “pelatihan” untuk sosialisasi-memodelkan perilaku sosial yang sesuai, dan menggunakan latihan bermain peran untuk membantu anak berlatih keterampilan sosial. 
  6. Beristirahatlah saat dibutuhkan dengan mencari dukungan dari teman dan keluarga serta menjaga kesehatan fisik dan emosional Anda sendiri.

Kesimpulan

Gangguan spektrum autisme adalah sekelompok gangguan kompleks yang dapat menyebabkan kesulitan dalam komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku yang berulang dan terbatas. Karena kondisi ini dapat bermanifestasi secara berbeda pada setiap individu, penting untuk mencari perhatian medis profesional jika Anda mencurigai anak Anda mungkin menderita GSA. 

Terapi dan pengobatan yang efektif dapat membantu mengelola gejala, dan memungkinkan anak Anda mengembangkan keterampilan hidup yang penting dan hidup dengan lebih mandiri.***

Sumber: Mind Journal

Baca juga: Lika-liku Pengasuhan Anak Remaja, Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua?

Leave a Reply