You are currently viewing Daddy Issues, Pahami Dampak Psikologis Ketidakhadiran Ayah dan Cara Mengatasinya

Daddy Issues, Pahami Dampak Psikologis Ketidakhadiran Ayah dan Cara Mengatasinya

Ayah Bunda, Tidak semua anak memiliki hubungan yang baik dengan ayahnya. Tak sedikit anak yang memiliki hubungan yang buruk dengan ayah mereka, baik hubungan yang toksik atau justru sama sekali tidak memiliki hubungan dengan ayah mereka. Memiliki hubungan toxic atau ketidakhadiran sosok ayah akan berdampak psikologis terhadap seseorang. Inilah yang biasanya disebut Daddy Issues. Bagaimana cara mengatasinya?

Meskipun sebagian besar daddy issue dikaitkan dengan wanita, pria juga dapat mengalami daddy issue. Masalah ini memengaruhi pola pikir, sikap, kepribadian, pilihan karier, dan bagaimana seseorang menjalin hubungan di masa dewasanya.

Apa yang Dimaksud Dengan Daddy Issues? 

Daddy issue, juga dikenal sebagai “Father Complex,” mengacu pada masalah mental dan emosional yang terjadi karena hubungan yang tidak sehat, tegang, beracun, atau tidak ada hubungan dengan ayah biologis seseorang selama masa kecilnya.  

Meskipun secara umum diyakini bahwa wanita lebih sering mengalami tantangan psikologis ini dibandingkan pria, pada kenyataannya hal ini tidak spesifik berdasarkan gender dan dapat mempengaruhi pria dan wanita secara setara. 

Selain itu, meskipun memiliki masalah dengan ayah dapat memengaruhi kehidupan seseorang dalam berbagai aspek, hal ini tidak dianggap sebagai kondisi kesehatan mental yang serius.

Diyakini bahwa istilah “daddy issues” ini berasal dari konsep “Father Complex” yang dikembangkan oleh ahli saraf dan psikoanalis terkenal Sigmund Freud. 

Namun, istilah ini pada dasarnya menggambarkan hubungan disfungsional antara ayah-anak atau ayah-anak yang dapat mengganggu kesehatan mental dan emosional seseorang serta memengaruhi perilaku sosial dan hubungan interpersonal mereka. 

Contoh Daddy Issues pada Pria 

Untuk lebih memahami apa itu daddy issues pada pria, mari kita simak contoh daddy issue pada pria berikut ini.

Saat kecil, Dika (bukan nama sebenarnya) hanya memiliki sedikit kontak dengan ayahnya karena sang ayah meninggalkan ia dan ibunya. Kontak yang sedikit itupun tidak dirasakannya sebagai hubungan yang sehat dan dekat.

Dengan kondisi demikian, tidak mengherankan jika Dika mengalami kekosongan emosional sepanjang hidupnya karena kurangnya figur seorang ayah dan dukungan ayah.

Selama masa dewasanya, Dika berjuang dengan keterpisahan emosional yang membuatnya sulit untuk membangun suatu kedekatan dengan orang lain. Karena daddy issuenya, maka dia mengalami masalah dengan menjadi rentan dengan pasangannya dan menyebabkan kurangnya hubungan emosional.  

Ia memiliki ketakutan yang kuat akan ditinggalkan, akan tetapi ia selalu menghindari untuk berkomitmen penuh pada suatu hubungan dan ia juga menjaga jarak dengan pasangannya. 

Selain itu, karena masalah emosional yang belum terselesaikan tersebut, ia menilai dirinya rendah. Ia berjuang menutupinya dengan menjadi pemarah dan agresif untuk hal yang tidak perlu dan akan bereaksi dengan cara yang ekstrem pada provokasi sekecil apa pun. 

Ketidakhadiran ayah berarti tidak adanya panutan laki-laki yang positif dalam kehidupan Dika. Akibatnya, ia gagal belajar mengendalikan emosinya, mengekspresikannya dengan cara yang positif, dan menyelesaikan konflik dalam hubungan dengan cara yang sehat.  

Pria dengan daddy issues, yang cukup umum terjadi, sering kali menghadapi tantangan unik karena adanya ekspektasi sosial pada pria untuk menjadi maskulin. Sayangnya, ekspektasi sosial ini dapat memperburuk keadaan dan mengganggu kemampuan mereka untuk mengatasi tantangan daddy issues yang mereka hadapi.

Contoh Daddy Issues pada Perempuan 

Santi (bukan nama sebenarnya) tumbuh dengan seorang ayah yang jauh secara emosional dan sering tidak ada dalam kehidupannya karena pekerjaannya. Akibatnya, ia mengembangkan keinginan yang kuat untuk mendapatkan kasih sayang dan perhatian dari ayahnya.  

Saat dewasa, ia cenderung memilih untuk menjalin hubungan romantis dengan pria dengan usai lebih tua yang tidak hadir secara emosional untuknya, pria yang ia pilih ini merupakan bayangan ayahnya sendiri, untuk mengisi kekosongan di hatinya. 

daddy-issues-pada-anak-perempuan-membuat-keliru-menetapkan-batasan-saat-dewasa

Santi biasanya terlibat dalam hubungan yang tidak sehat dan toksik. Ia mencari validasi dan cinta dari pria yang tidak dapat memberikan dukungan emosional yang ia cari.  

Pola perilaku seperti itu sangat dipengaruhi oleh perasaan yang belum terselesaikan terhadap ayahnya hingga akhirnya mempengaruhi harga diri serta caranya menjalin hubungan.

Tanda-tanda Daddy Issues 

Penyembuhan dan pertumbuhan pribadi hanya dapat dimulai ketika kita belajar mengidentifikasi tanda dan gejala daddy issues. Berikut ini adalah beberapa tanda paling umum yang perlu Anda ketahui.

1. Masalah dengan Kepercayaan dan Kedekatan  

Orang dengan daddy issues sering merasa sulit untuk terhubung secara mendalam dengan orang lain, hal ini karena mereka memiliki masalah serius dalam mempercayai orang lain, bahkan orang yang mereka cintai. Karena rasa takut yang mendalam akan penolakan atau pengabaian ini, maka mereka tidak dapat membangun hubungan yang dekat dan bermakna.

2. Self-esteem yang Rendah

Memiliki ayah yang tidak hadir atau toksik dapat secara signifikan memengaruhi kepercayaan diri, harga diri, dan menilai diri dengan negatif. 

Mereka mungkin terus-menerus merasa tidak mampu, tidak cukup baik, merasa tidak aman, dan terus-menerus mencari validasi eksternal. 

3. Keterikatan 

Memiliki Father Complex dapat menyebabkan rasa tidak aman yang dapat bermanifestasi sebagai kecenderungan menghindar atau cemas.  Perilaku tersebut biasanya berakar pada ketakutan mereka yang kuat akan komitmen dan penolakan. 

Dalam sebuah hubungan, mereka menjadi orang yang clingy, menempel terus pada pasangannya dan bersikap menuntut.

Ini adalah imbas dari usaha mati-matian mereka saat mencari keamanan dan kasih sayang dari orang tua mereka.

4. Kesulitan Menetapkan Batasan 

Memiliki hubungan yang toksik atau kasar dengan ayah dapat memengaruhi kemampuan seseorang untuk memahami dan menerapkan batasan yang sehat namun ketat. Hal ini dapat membuat seseorang mengalami kesulitan untuk bersikap tegas, tidak hanya dalam hubungan tetapi juga dalam kehidupannya.

5. Keterlepasan Emosional 

Individu dengan daddy issue mengalami kesulitan untuk mengekspresikan emosi terdalam mereka, menjadi rentan atau mengembangkan ikatan emosional yang mendalam karena hubungan ayah-anak yang tidak sehat. Karena mereka terpisah secara emosional, orang-orang seperti itu sering kali tidak mampu untuk memberikan diri mereka sepenuhnya dalam suatu hubungan romantis. 

6. Kemarahan dan Agresi 

Karena kekosongan yang mendalam yang tersisa di hati mereka, wanita dan pria dengan masalah keterikatan ayah yang belum terselesaikan cenderung sangat agresif dan sering marah.

Hal ini sering kali dijadikan sebagai mekanisme koping yang tidak sehat yang membantu melindungi mereka dari rasa takut akan penolakan dan harga diri yang rendah. 

7. Takut Menjadi Seorang Ayah 

Ketika seorang pria memiliki daddy issue, ia mungkin menjadi takut menjadi seorang ayah. Ini karena mereka takut mengulangi pola beracun yang sama kepada anak-anak mereka sendiri seperti yang dilakukan ayahnya dulu.  

Mereka sering takut tidak dapat memenuhi harapan orang yang mereka cintai tentang seperti apa sosok ayah yang baik.

Penyebab Daddy Issues 

Untuk memahami sepenuhnya apa itu daddy issue, kita juga perlu mengeksplorasi penyebab daddy issue bersama dengan gejala-gejala daddy issue karena hal ini dapat menjelaskan beberapa hal yang sangat dibutuhkan tentang topik daddy issue pada pria dan wanita. Berikut adalah beberapa faktor umum:

1. Ketidakhadiran Ayah

Tidak memiliki ayah sebagai seorang anak tidak diragukan lagi merupakan salah satu pengalaman terburuk dalam hidup.Entah karena kematian, perceraian atau perpisahan, atau ketidakhadiran fisik yang disengaja, ketika seorang anak tumbuh tanpa ayah biologis atau figur ayah, hal itu dapat sangat mengganggu perkembangan emosional mereka.  

Tidak memiliki ayah saat kecil dapat mengakibatkan rasa kehilangan emosional yang mendalam, pengabaian, penolakan, dan mengakibatkan kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi. 

2. Pengabaian atau Pelecehan Menjadi Penyebab Daddy Issues

Meskipun tidak memiliki ayah sebagai seorang anak dapat menjadi pengalaman yang mengerikan, memiliki ayah yang toksik dan kasar dapat menjadi lebih buruk.

Ketika seorang anak terus-menerus dikritik, diabaikan, ditolak, dan dilecehkan secara fisik, mental, dan verbal, mereka dapat mengembangkan masalah psikologis yang serius dan memprihatinkan yang dapat bertahan bahkan hingga dewasa.  

Perlakuan buruk dapat menggerogoti identitas anak, harga diri, kemampuan mereka untuk mempercayai orang yang mereka cintai dan menghambat kemampuan mereka untuk membangun hubungan yang sehat di masa depan. Ini adalah salah satu penyebab utama daddy issue. 

3. Ketidakhadiran Ayah akan Sebabkan Kurangnya Teladan  

Ayah adalah panutan pertama dan terpenting yang mengajarkan nilai-nilai, disiplin, kerja keras, cinta, dan pelajaran hidup yang sangat penting melalui teladan. Namun, ketika figur ayah tidak ada dalam kehidupan seorang anak, mereka kehilangan kesempatan untuk mempelajari keterampilan dan pelajaran hidup yang berharga. 

Tidak memiliki panutan yang positif selama masa pertumbuhan dapat mempengaruhi rasa percaya diri anak dan membuat mereka tidak dapat membentuk hubungan yang sehat dengan keluarga, teman, teman sebaya, dan bahkan pasangan romantis di masa dewasa.

Daddy Issues dalam Suatu Hubungan 

Ketika seseorang mengalami Father Complex atau daddy issue, hal ini dapat berdampak buruk secara langsung pada hubungan intim mereka, yang mengarah pada pengulangan pola negatif dan daddy issue dalam suatu hubungan, seperti – 

1. Ketertarikan pada Seseorang yang Tidak Hadir Secara Emosional untuk Mereka 

Individu dengan daddy issue yang belum terselesaikan cenderung secara inheren tertarik pada pasangan yang toksik dan narsis berulang kali. 

Mereka memiliki kecenderungan untuk menjalin hubungan dengan pasangan yang mencerminkan perilaku ayah mereka.

Pola perilaku ini didorong oleh upaya bawah sadar untuk meringankan dan menyelesaikan luka emosional masa kecil.

2. Perebutan Kekuasaan dan Ketergantungan 

Daddy issue pada pria dan wanita juga dapat menyebabkan perebutan kekuasaan dalam hubungan romantis saat dewasa. Individu yang memiliki hubungan yang beracun atau tidak memiliki hubungan dengan ayah mereka dapat menjadi lebih mendominasi dalam hubungan. 

Namun juga sebaliknya, mereka dapat menjadi kodependen, dan mencari keamanan, kepastian, dan validasi yang berlebihan dari pasangan mereka, hal ini mengakibatkan dinamika yang tidak sehat dalam sebuah hubungan.

3. Orang dengan Daddy Issues akan Alami Masalah Kepercayaan dan Keintiman 

Karena individu dengan daddy issue tumbuh tanpa kehadiran figur ayah, mereka memiliki ketakutan yang kuat akan pengabaian dan penolakan. Hal ini memengaruhi kemampuan mereka untuk mempercayai pasangan mereka, membuat mereka menjadi jauh secara emosional atau menghindar dalam hubungan.  

Mereka mungkin mati-matian berusaha melindungi harga diri mereka yang lemah, emosi yang terluka, dan kerentanan dengan menghindari hubungan yang tulus dan dengan membangun tembok di sekitar emosi mereka.

Cara Mengatasi Daddy Issues yang Mengakar 

Daddy issues dalam suatu hubungan biasanya mengakar dalam dan sering kali merupakan ide yang bagus untuk mencari bantuan profesional untuk mengatasinya dalam jangka panjang. Namun, ada beberapa strategi tertentu yang dapat membantu Anda mengatasinya. 

1. Kesadaran dan Penerimaan Diri 

Sadarilah Father Complex Anda dan terimalah bahwa pikiran, perilaku, kepribadian, dan hubungan Anda dipengaruhi oleh daddy issue Anda.  Setelah Anda menyadari apa yang menghambat Anda, Anda akan lebih mampu menemukan solusi dan menyembuhkan pola pikir dan perilaku tidak sehat yang didorong oleh pengalaman masa kecil Anda.

2. Cari Dukungan Profesional 

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, mencari terapi adalah hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk menyembuhkan daddy issue. 

Terapi menawarkan ruang yang aman bagi Anda untuk mengekspresikan perasaan terdalam dan mengatasi masalah psikologis dan emosional Anda di bawah bimbingan seorang profesional kesehatan mental. 

Seorang konselor atau terapis yang berkualifikasi dapat memberdayakan Anda untuk menavigasi pikiran, emosi, dan keyakinan Anda yang kompleks, mengidentifikasi pemicu Anda, dan membantu Anda membangun mekanisme koping untuk mengatasi masalah Anda dengan cara yang positif.

3. Penyembuhan Inner Child 

Seringkali daddy issue terus berlanjut karena inner child kita dibiarkan terluka, tidak dicintai, dan tidak diperhatikan. Namun, menyembuhkan inner child Anda dapat membantu Anda mengatasi perasaan-perasaan yang terpendam dan belum terselesaikan. 

Berlatih membuat jurnal, meditasi, afirmasi, visualisasi, dan melakukan perawatan diri secara teratur dapat membantu Anda menyembuhkan inner child Anda dengan mencintai diri sendiri dan mengasuh diri sendiri.

Jadi, pastikan untuk memprioritaskan perawatan diri dan cinta diri, mempraktikkan belas kasihan diri, dan melakukan hal-hal yang membuat Anda bahagia. Inilah cara mengatasi daddy issues. 

4. Kembangkan Hubungan yang Sehat 

Alih-alih merasa tidak aman dalam hubungan, pria dan wanita dengan daddy issue harus fokus pada membangun hubungan yang positif dan sehat yang didasarkan pada cinta, empati, pengertian, komunikasi yang terbuka, kepercayaan, dan saling menghormati. 

Luangkan lebih banyak waktu dengan orang-orang yang mencintai dan mendukung Anda di saat-saat terendah dan selalu ada untuk mereka ketika mereka membutuhkan Anda.

Kesimpulan

Masalah ayah bisa menjadi pengalaman yang agak rumit dan meninggalkan dampak yang bertahan lama pada kehidupan seseorang. Hal ini dapat memengaruhi kepribadian kita sebagai orang dewasa, kondisi mental, dan hubungan kita. 

Inilah sebabnya mengapa sangat penting untuk memahami apa itu daddy issue dan secara aktif bekerja untuk belajar bagaimana menyelesaikan daddy issue. 

Cukup dengan merangkul penemuan diri dan kesadaran diri, Anda dapat mengatasi daddy issue dan merangkul transformasi dan penyembuhan.

Sumber: themindsjournal

Baca juga: Apa Itu Mommy Issues? Ini 5 Penyebab dan Cara Mengatasinya

This Post Has One Comment

Leave a Reply