Pada sesi sharing Keluarga Pintar Indonesia di awal Juli 2018, narasumber kami, drg. Husnul Khatimah, bercerita. Suatu hari datang seorang pasien anak berusia 10 tahun, ia memiliki keluhan gatal-gatal hampir di seluruh tubuh terutama pada tangan dan kaki. Gatal-gatal itu menyebabkan koreng pada kulitnya, tentu saja kondisi ini tidak enak dilihat dan menyebabkan teman-teman si anak enggan mendekat. Ibu si anak berkisah sudah berkali-kali ia membawa anaknya berobat, tetapi hasilnya nihil. Hingga dibawalah si anak ke RSCM, dokter SPKk di sana menyarankan agar ia dibawa ke dokter gigi. Berbekal penjelasan singkat dr dokter tersebut, akhirnya pasien ini bertemu drg. Husnul Khatimah. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi? Ternyata ada sejumlah gigi yang berlubang cukup dalam, gadis kecil ini terkena fokal infeksi dari karies gigi (fokal: sumber, asal),
Kasus infeksi fokal di atas adalah salah satu dari sekian banyak efek samping saat kesehatan gigi terabaikan. Tentunya orang tua mana pun tidak ingin kondisi serupa atau yang lebih parah terjadi pada anak-anaknya. Maka dari itu, pada artikel ini kami akan merangkum serba-serbi kesehatan gigi dan mulu anak untuk Ayah Bunda.
Berkenalan dengan gigi anak
Umum kita ketahui, manusia mengalami 2 fase pertumbuhan gigi, yakni gigi susu (gigi anak) dan gigi permanen (gigi dewasa). Bila semua gigi susu sudah tumbuh, jumlahnya adalah 20. Sedangkan gigi permanen lengkap akan berjumlah 32. Gigi susu biasanya tumbuh saat anak berusia 6 bulan hingga 3-4 tahun, tetapi angka ini tidak rigit, karena pada beberapa anak ada yang pertumbuhan gigi susunya lebih cepat atau lebih lambat. Adapun, pergantian gigi susu ke gigi permanen—yang disebut juga sebagai masa gigi bercampur—biasanya dimulai saat anak berusia 6-12 tahun, rentang ini pun memiliki toleransi ± 1-2 tahun.
Dampak negatif saat anak sakit gigi
Saat anak mengalami sakit gigi, sesungguhnya yang ia alami bukan hanya sekedar nyeri di gigi saja. Lebih jauh, sakit pada giginya dapat memicu dampak negatif berikut:
1. Tumbuh kembang anak terganggu, saat gigi sakit biasanya anak malas makan, hal ini akan mengganggu tumbuh kembangnya.
2. Kecerdasan otak anak terhambat, saat gigi sakit makan pun tak enak, karena makanan yang berkurang, asupan nutrisi ke otak juga ikut berkurang.
3. Pencernaan anak tidak sehat, gigi yang sakit menyebabkan anak tidak dapat mengunyah dengan sempurna, hal ini dapat menyebabkan gangguan pencernaan.
4. Kepercayaan diri anak menurun, saat susunan gigi tidak rapi dan mulut berbau tidak sedap, tentunya akan berpengaruh ke tingkat kepercayaan diri anak saat bertemu dengan orang lain.
5. Perkembangan wajah terganggu, saat gigi anak rusak atau hilang sebelum saatnya, pembentukan profil wajahnya ternyata akan terganggu. Bicara tentang perkembangan wajah ini, ada satu tips penting bagi Ayah Bunda yakni mengajarkan anak untuk mengunyah dengan menggunakan 2 rahang. Hal ini perlu dilakukan agar otot-otot mulut bekerja seimbang, sehingga tampilan tebal pipi wajah anak tidak akan berbeda.
6. Fokal infeksi yang dapat mengancam jiwa anak, seperti pada cerita di atas, permasalahan karies dan karang gigi dapat menyebabkan fokal infeksi. Bahkan, fokal infeksi yang lebih parah dapat menyerang otak, menyebabkan sepsis, hingga kematian.
Sumber:
https://www.facebook.com/notes/873516046520197/
Gambar:
canva.com
Pingback: Kesehatan Gigi dan Mulut Anak (Part 2) - Keluarga Pintar Indonesia
Pingback: Sulit Menurunkan Berat Badan di atas Usia 60 Tahun? Ini Alasannya dan Solusinya - Keluarga Pintar Indonesia
Pingback: Hal yang Perlu Anda Tahu Tentang Tambalan Amalgam - Keluarga Pintar Indonesia
Pingback: Sleep Apnea Bisa Akibatkan Sakit Jantung! Ini Cara Mengatasinya - Keluarga Pintar Indonesia